Sudah lama ditunggu, akhirnya tiba untuk jatah vaksin covid-19.
Vaksin yang diselenggarakan oleh dinkes kota Semarang ini dilaksanakan di dua tempat, Gubernuran dan Sampookong.
Imbauan dari petugas, setelah 28 hari untuk vaksinasi kembali di tempat yang sama.
Berangkat dari kantor saya bareng sama driver2, karena lebih enjoy daripada bareng orang2 kantor yang bawaannya sepaneng mulu..wkwkw
Ora kalah karo avanza heuheuhe..😜😜
Sedari kecil aku dididik agama oleh ibuk dan bapakku secara kuat dengan aqidah dan akhlaq, berbeda jika dipondok diajarkan ilmu-ilmu dasarnya dalil2 dsb.. tapi di lingkungan keluarga yang diajarkan adalah implementasi sehari-hari.
Kalau Ibuku seringnya mengingatkan dan berpesan padaku tentang Syariat yang lebih mengarah ke ibadah dan dzikrullah (emut). Sedangkan bapakku mengajarkanku tentang Muamalah, meskipun muamalah sendiri juga termasuk kedalam syareat, namun yang ditekankan adalah kebermanfaatan bagi sesama, anfaukum linnas (kalau di dalam hadits anfauhum linnas, untuk memahaminya harus belaajar nahwu sorof dulu ya hhe..).
Tidak hanya berpesan semata, ibuku dan bapakku telah memberikan contoh kepadaku dan kakakku. Ibuku memberi contoh ketekunan dan istiqomah dalam beribadah, dan bapakku adalah orang yang penderma suka menolong orang lain, karena pekerjaan bapak adalah seorang perangkat desa yang menggunakan jabatannya untuk membantu warganya. Bapak pernah bilang tidak penting untuk menjadi orang penting (pejabat) tapi penting untuk menjadi orang yang bermanfaat, masih kuingat dawuh beliau itu.
Menjadi dewasa (sikap) itu sulit, tumbuh dewasa (usia) itu juga berat. Saat ini adalah usia2 krusial bagiku, dimana ku dihadapkan dengan pilihan2 yang membuat gelisah. Pengennya tetep berkarir ikut perusahaan biar bisa membahagiakan orang tua coz salary jelas, tapi sudah jenuh sendiri dengan kerjaan, pengennya resign tapi usaha belum begitu moncer, pengennya nikah aja tapi masih punya tanggungan orang tua, ditambah lagi kuliah yang belum kelar juga.
Kalo kepengenan selalu dituruti tdk akan ada habisnya, karena pengennya banyak. Tapi harus bersyukur alkamdulillah cita2 satu persatu bisa diwujudkan, kuncinya sabar, ikhtiar n tawakal.
Biasanya masalah sebesar apapun tak pernah buatku gelisah ataupun gentar, bahkan bisa kulalui dengan selow apa adanya, hanya saja kali ini masalah kedewasaan dari sisi usia, yang membuatku berhadapkan dengan pilihan2 yang harus diambil dengan segala risikonya. Dilema betul mengahadapi premis2 kehidupan ini..wkwk